Pengertian Resistor Dan Fungsinya

Pengertian-Resistor-Dan-Fungsinya

Resistor bagi siswa SMK teknik elektronika, tentu bukanlah kata yang asing. Komponen kecil ini sering kamu temui saat berpraktek di laboratorium atau merancang sebuah proyek.

Namun, seberapa jauh kamu memahaminya? Meskipun tampak sederhana dengan garis-garis warna yang membingkai bodynya, resistor memiliki fungsi dalam mengatur aliran arus listrik.

Dalam artikel ini, kita akan mengungkap segala hal tentang resistor dari pengertiannya, fungsinya, jenis-jenisnya, hingga simbol yang digunakan

Jadi, bagi kamu yang ingin meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam dunia elektronika, pastikan kamu tidak melewatkan informasi ini!

Pengertian Resistor

What-is-a-Resistor
Apa Itu Resistor

Bayangkan saat kamu sedang asyik berpraktek di laboratorium, tiba-tiba lampu indikator di rangkaianmu terlalu redup atau bahkan terlalu terang.

Apa yang mungkin menjadi penyebabnya? Ya, jawabannya adalah resistor.

Resistor sebagai komponen elektronika, memiliki tugas penting dalam mengatur aliran listrik dalam rangkaian.

Menurut Kelas PLC, Resistor itu ibarat keran air di rumah kita.

Sama seperti bagaimana kita memutar keran untuk mengatur seberapa banyak air yang mengalir, resistor mengatur seberapa banyak listrik yang boleh mengalir dalam suatu rangkaian.

Jadi, kalau kita ingin listriknya sedikit, kita pakai resistor dengan ‘hambatan’ besar. Kalau ingin listriknya banyak, kita pakai resistor dengan ‘hambatan’ kecil.

Dengan begitu, kita bisa memastikan alat elektronik kita bekerja dengan baik dan aman.

Dengan resistansi yang tepat, kamu bisa mengendalikan intensitas lampu, kecepatan motor, atau bahkan suara speaker dengan presisi. Menarik, bukan?

Tapi apa yang dimaksud resistor? Resistor adalah komponen elektronika yang didesain untuk memberikan hambatan tertentu terhadap aliran listrik.

Menurut Wikipedia.org, resistor memiliki dua pin dan fungsinya utama adalah untuk mengatur tegangan dan arus listrik.

Salah satu fakta menarik tentang resistor adalah ketidakberpolaritasannya. Artinya, tak peduli bagaimana kamu memasangnya, resistor akan bekerja dengan cara yang sama

Tapi tunggu dulu, bagaimana kita tahu berapa ‘hambatan’ yang diberikan oleh sebuah resistor? Nah, itulah yang disebut sebagai resistansi, yang diukur dalam satuan ohm (Ω).

Dan tahukah kamu? Sebagian besar resistor yang kamu temui di laboratorium mungkin memiliki resistansi lebih dari 1 Ohm!. Bisa jadi ratusan, ribuan, bahkan jutaan ohm.

Sebagai contoh, resistansi 1.000 ohm bisa kamu kenali sebagai 1 kΩ, dan resistansi 1.000.000 ohm sebagai 1 MΩ.

Dan saat kamu ingin memastikan berapa resistansi sebuah resistor, kamu bisa menggunakan ohmmeter, alat yang umumnya terintegrasi dalam multimeter.

Simbol Resistor

Simbol-Resistor
Simbol Resistor

Dalam diagram skematik atau rangkaian listrik, resistor biasanya diwakili oleh serangkaian garis bergerigi atau persegi panjang.

Jika kamu pernah melihat gambar semacam itu di buku atau di lembar kerja, itulah simbol dari resistor, seperti yang bisa kamu lihat pada gambar di atas.

Tidak hanya simbolnya, nilai resistansi dari resistor tersebut, yang diukur dalam ohm (Ω), biasanya ditulis di dekat simbol tersebut.

Misalnya, kamu mungkin akan melihat angka seperti “220Ω” atau “10kΩ” di sebelah garis bergerigi atau diatasnya.

Untuk memudahkan dalam mengidentifikasi komponen pada skema yang kompleks, seringkali resistor diberi label tambahan seperti R1, R2, dan seterusnya.

Label ini membantu kita untuk membedakan satu resistor dengan yang lainnya dalam skema yang sama.

Oh ya, perlu kamu ketahui juga, di beberapa negara, khususnya di Eropa, simbol resistor sedikit berbeda. Alih-alih menggunakan garis bergerigi, mereka menggunakan simbol berbentuk persegi panjang.

Fungsi Resistor

Fungsi-Resistor
Fungsi Resistor

Resistor digunakan karena berbagai alasan dalam rangkaian elektronik. Berikut adalah fungsi resistor dalam rangkaian elektronika:

Fungsi Resistor sebagai pembatas arus

Fungsi utama resistor di dalam rangkaian listrik adalah untuk membatasi jumlah arus yang mengalir melalui rangkaian dengan cara memasukkan resistansi ke dalam rangkaian.

Sesuai dengan hukum Ohm, jika tegangan dalam rangkaian tetap sama, arus akan berkurang jika Kamu meningkatkan resistansi.

Banyak komponen elektronika yang membutuhkan arus yang harus diatur oleh resistor.
Salah satu yang paling terkenal adalah LED (light-emitting diode) yang merupakan jenis dioda khusus yang memancarkan cahaya ketika arus mengalir melaluinya.

Karena LED tidak memiliki banyak toleransi untuk arus, sehingga terlalu banyak arus akan menyebabkan LED terbakar.

Penting untuk menempatkan resistor secara seri dengan LED agar dapat membatasi arus listrik pada LED.

Kamu dapat menggunakan hukum Ohm untuk menggunakan resistor sebagai pembagi tegangan.

Misalnya, jika Kamu tahu tegangan suplai dan Kamu tahu berapa banyak arus yang Kamu butuhkan, Kamu dapat menggunakan hukum Ohm untuk menentukan resistor yang tepat untuk digunakan untuk rangkaian seperti yang dijelaskan di bagian sebelumnya.

Fungsi Resistor sebagai pembagi tegangan

Fungsi resistor selain untuk membatasi arus, Kamu juga dapat menggunakan resistor untuk mengurangi tegangan ke tingkat yang sesuai untuk bagian tertentu dari rangkaian.

Misalnya, rangkaian yang Kamu buat ditenagai oleh baterai 3 V tetapi sebagian dari rangkaian Kamu membutuhkan 1,5 V.

Kamu dapat menggunakan dua resistor dengan nilai yang sama untuk membagi tegangan ini menjadi dua, menghasilkan 1,5 V.

Fungsi Resistor sebagai penurun tegangan

Dengan menggunakan hukum Ohm, Resistor juga dapat berfungsi sebagai penurun tegangan.
Misalnya, Kamu memiliki power supply utama yang mensupulai tegangan yang jauh lebih tinggi daripada yang mungkin Kamu perlukan untuk bagian tertentu dari suatu rangkaian.

Mungkin rangkaian memerlukan supply baterai 9 volt tetapi IC pada rangkaian hanya membutuhkan 3V.

Dalam kasus tersebut, Kita dapat menggunakan resistor penurun tegangan untuk membagi tegangan atau menurunkan tegangan pada rangkaian.

Fungsi Resistor sebagai fuse

Ada jenis resistor khusus yang digunakan sebagai fuse atau pemutus arus listrik. Jadi, resistor tersebut akan hancur ketika melewati batas ratingnnya sehingga dapat memutus rangkaian.

Jenis Resistor

Jenis-Resistor-Dan-Simbolnya
Jenis Resistor Dan Simbolnya

Dilihat dari fungsinya, resistor terbagi menjadi dua yaitu :

  1. Resistor tetap
  2. Resistor variable

Resistor Tetap (Fixed Resistor)

Resistor tetap merupakan resistor yang mempunyai nilai hambatan tetap. Resistor tetap biasanya terbuat dari bahan karbon, kawat atau panduan logam.

Pada fixed resistor resistansi ditentukan dengan kode warna, Resistor yang termasuk resistor jenis ini adalah :

1. Resistor Kawat

Resistor Kawat
Resistor Kawat

Pengertian resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar.

Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi.

Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen.

Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt.

2. Resistor Batang Karbon (Arang)

Resistor-Batang-Karbon
Resistor Batang Karbon (Arang)

Pada awalnya, resistor karbon ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna.

Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika.

3. Resistor Keramik

Resistor-Keramik
Resistor Keramik

Resistor ini terbuat dari keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini, karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi.

Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.

4. Resistor Film Karbon

Resistor-Film-Karbon
Resistor Film Karbon

Resistor film karbon ini dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna.

Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi.

Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.

5. Resistor Metal Film

Resistor-Film-Metal
Resistor Film Metal

Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur.

Resistor metal film ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%.

Resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna.

Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur.

Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.

Resistor Variabel (Variable Resistor)

Resistor variabel (variable resistor atau varistor) adalah resistor yang nilai tahanannya dapat berubah atau dapat diubah. Ada bermacam-macam resistor variabel antara lain :

6. Potensiometer

Potensiometer
Potensiometer

Potensiometer adalah resistor tiga terminal yang nilai tahanannya dapat diubah dengan cara menggeser (untuk potensio jenis geser) atau memutar (untuk potensio jenis putar) tuasnya.

7. Trimpot

Trimpot
Trimpot

Trimpot adalah potensiometer yang cara mengubah nilai tahanannya dengan cara mentrim dengan menggunakan obeng trim.

8. PTC (Positif Temperature Control)

PTC (Positif Temperature Control)
PTC (Positif Temperature Control)

Pengertian resistor PTC termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh suhu. Nilai hambatan PTC saat dingin adalah sangat rendah, tetapi saat suhu PTC naik maka nilai hambatannya juga ikut naik.

9. NTC (Negative Temperature Control)

NTC
NTC (Negative Temperature Control)

Pengertian resistor NTC juga termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh suhu, tetapi NTC kebalikan dari PTC, dimana nilai tahanan NTC saat dingin sangat tinggi, tetapi saat suhu NTC semakin naik, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil bahkan nol.

Baca juga:   12 Merk Kabel Listrik Terbaik di Indonesia dan Berstandar SNI

10. LDR (Light Depending Resistor)

LDR (Light Depending Resistor)
LDR (Light Depending Resistor)

LDR adalah merupakan resistor peka cahaya atau biasa disebut dengan fotoresistor, dimana nilai resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang mengenainya.

11. VDR (Voltage Dependent Resistor) atau Varistor

VDR (Voltage Dependent Resistor)
VDR (Voltage Dependent Resistor)

Pengertian resistor VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor tidak tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari tegangan yang diterimanya.

Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterima, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil, sehingga arus yang melaluinya akan semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR akan sangat cocok digunakan sebagai stabilizer bagi.

Rumus Resistor

Rumus-Resistor
Rumus Resistor

Berdasarkan hukum Ohm, untuk resistansi tertentu, arus berbanding lurus dengan tegangan.
Dengan kata lain, jika Kamu meningkatkan tegangan melalui rangkaian yang resistansinya tetap, arus akan naik. Jika Kamu menurunkan tegangan, arus turun.

Hukum Ohm mengungkapkan hubungan ini sebagai rumus matematika sederhana seperti dibawah rumus dibawah ini:

V = I.R

Pada rumus diatas, V adalah singkatan dari tegangan (dalam volt), I adalah arus (dalam ampere), dan R adalah resistansi (dalam ohm).

Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa V singkatan dari tegangan pada rumus resistor diatas, tetapi dalam persamaan lain tegangan kadang-kadang diwakili oleh huruf E.

Meskipun para ilmuwan terkadang memperdebatkan apakah V atau E harus digunakan dalam berbagai keadaan, sebagian besar V dan E dapat dipertukarkan ketika mengacu pada tegangan.)

Berikut adalah contoh cara menghitung tegangan pada rangkaian dengan lampu yang ditenagai oleh dua baterai AA.

Misalkan Kamu sudah mengetahui bahwa hambatan lampu adalah 12Ω , dan arus yang mengalir melalui lampu adalah 250 mA, yang sama dengan 0,25 A. Kemudian, Kamu dapat menghitung tegangan sebagai berikut:

Hukum Ohm sangat berguna karena memungkinkan Kamu menghitung tegangan, arus, atau hambatan yang tidak diketahui. Singkatnya, jika Kamu mengetahui dua dari tiga besaran ini, Kamu dapat menghitung yang ketiga.

Jika Kamu mengingat tentang pelajaran aljabar disekolah dulu, Maka Kamu dapat mengatur ulang istilah dalam rumus sederhana seperti hukum Ohm untuk membuat rumus setara lainnya.

Dibawah ini adalah rumus untuk menghitung tegangan, arus dan hambatan dengan menggunakan hukum Ohm.

Jika Kamu tidak mengetahui tegangannya, Kamu dapat menghitungnya dengan mengalikan arus dengan hambatan.

V = I.R

Jika Kamu tidak mengetahui arus, Kamu dapat menghitungnya dengan membagi tegangan dengan resistansi.

I = V/R

Jika Kamu tidak mengetahui hambatannya, Kamu dapat menghitungnya dengan membagi tegangan dengan arus.

R= V/I

Untuk meyakinkan diri Kamu bahwa rumus ini bekerja, lihat kembali contoh rangkaian dengan lampu diatas yang memiliki hambatan 12 Ohm yang dihubungkan ke dua baterai AA dengan tegangan total 3 V.

Kemudian Kamu dapat menghitung arus yang mengalir melalui lampu sebagai berikut:

Rumus-Menghitung-Arus-Listrik

Hal terpenting yang harus diingat tentang hukum Ohm adalah Kamu harus selalu melakukan perhitungan dalam bentuk volt, ampere, dan ohm.

Misalnya, jika Kamu mengukur arus dalam miliampere (yang biasanya Kamu lakukan pada rangkaian elektronika), Kamu harus mengubah miliampere menjadi ampere dengan membaginya dengan 1.000. Misalnya, 250 mA adalah 0,25 A.

Berikut adalah poin penting yang harus Kamu ingat tentang hukum Ohm:

  • Ingat seperti yang dikatakan diatas bahwa definisi satu ohm adalah jumlah hambatan yang memungkinkan satu ampere arus mengalir ketika satu volt potensial diterapkan padanya? Definisi ini didasarkan pada hukum Ohm. Jika V adalah 1 dan I adalah 1, maka R juga harus 1.
  • Jika Kamu bertanya-tanya mengapa simbol untuk tegangan dan resistansi adalah V dan R, yang masuk akal, tetapi simbol untuk arus adalah I, yang tidak masuk akal, itu ada hubungannya dengan sejarah. Satuan ukuran untuk arus — ampere — dinamai dari André-Marie Ampre, seorang fisikawan Prancis yang merupakan salah satu pelopor ilmu kelistrikan awal. Kata Prancis yang dia gunakan untuk menggambarkan kekuatan arus listrik adalah intensité – dalam bahasa Inggris, intensitas. Jadi, ampere adalah ukuran intensitas arus. Oleh karena itu huruf I
  • Untuk kepentingan kerjasama internasional, istilah volt diambil dari ilmuwan Italia Alessandro Volta, yang menemukan baterai listrik pertama pada tahun 1800. (Sebenarnya, nama lengkapnya adalah Count Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Volta).

Setelah Kita memahami pengertian resistor dan jenisnnya berikut dengan rumus yang didasarkan dengan hukum Ohm. Mari Kita perdalam pemahan mengenai resistor dengan contoh soal resistor yang Kami berikan dibawah ini.

Contoh Soal Resistor Dan Jawabannya

Agar pemahaman kamu mengenai resistor semakin mendalam dan terlatih dalam menerapkan konsep-konsep yang telah kita bahas, berikut beberapa contoh soal beserta jawabannya:

1. Manakah dari pernyataan berikut yang menjelaskan Hukum Ohm

a) V = I/R
b) R = VI
c) V = I*R
d) I = V/R

Jawaban: (c)

2. Satuan tegangan adalah

a) Watt
b) Coulomb
c) Ampere
d) Volt

Jawaban: (d)

3. Satuan arus adalah

a) Ampere
b) Volt
c) Coulomb
d) Watt

Jawaban: (a)

4. Satuan daya adalah

a) Ampere
b) Volt
c) Coulomb
d) Watt

Jawaban: (d)

5. Satuan hambatan adalah

a) Watt
b) Ohm
c) Ampere
d) Volt

Jawaban: (b)

6. Banyak resistor dalam suatu rangkaian, hambatannya adalah

a) Hambatanya rendah
b) Hambatannya tinggi
c) Hambatannya sama
d) Hambtannya bisa berubah

Jawaban: (b)

7. Jenis resistor yang nilainya sudah ditentukan disebut sebagai

a) Resistor variabel
b) Termistor
c) Resistor tetap
d) Fixator

Jawaban: (c)

8. Berapakah nilai toleransi gelang resistor berwarna silver

a) ± 5%
b) ± 10%
c) +5%
d) + 10%

Jawaban: (d)

9. Manakah dari komponen berikut yang dapat dirancang untuk menghambat aliran arus disebut sebagai

a) Isolator
b) Resistor
c) Konduktor
d) Heat exchanger

Jawaban: (b)

10. Toleransi Resistor dapat dicetak di atas komponen, jika tidak, dapat disediakan oleh

a) Wadah yang dikunci
b) Kode warna
c) Ukuran
d) Pembacaan ohmmeter

Jawaban: (b)

11. Manakah dari alat ukur berikut yang digunakan untuk menghitung hambatan

a) Voltmeter
b) Ammeter
c) Ohmmeter
d) Wattmeter

Jawaban: (c)

12. Bagaimana disipasi daya dapat dilakukan dalam sebuah resistor

a) Dengan hambatan
b) Dengan panas
c) Dengan arus
d) Dengan tegangan

Jawaban: (b)

13. Jika lebih banyak resistor dihubungkan dalam suatu rangkaian maka berapakah hambatannya

a) Lebih sedikit
b) Bervariasi
c) Konstan
d) Tinggi

Jawaban: (d)

14. Manakah dari berikut ini yang merupakan karakteristik resistor

a) Arus dan daya
b) Arus dan tegangan
c) Hambatan dan arus
d) Hambatan dan daya

Jawaban: (d)

15. Nilai maksimum yang tersedia dari sebuah resistor adalah

a) Kilo Ohm
b) Mega Ohm
c) Gega Ohm
d) Tera Ohm

Jawaban: (b)

16. Manakah dari tipe resistor berikut ini yang paling sering digunakan

a) Resistor film
b) Resistor Gulungan kawat
c) Resistor karbon
d) Fusible

Jawaban: (c)

17. Resistor tipe wirewound bekerja pada frekuensi tinggi seperti

a) Dioda
b) Kapasitor
c) Transistor
d) Induktor

Jawaban: (b)

18. Manakah dari persamaan berikut yang benar untuk resistor yang dirangkai secara paralel

a) R= R1xR2XR3X…XRn
b) R= R1+R2+R3+…+Rn
c) 1/R= 1/R1+1/R2+1/R3+…+1/Rn
d) 1/R= R1+R2+R3+…+Rn

Jawaban: (c)

19. Manakah dari faktor berikut ini yang digunakan untuk menentukan resistansi suatu bahan

a) Resistensi
b) Induktansi
c) Suhu
d) Jenis supply listrik

Jawaban: (c)

20. Hambatan konduktor sebanding dengan

a) Panjangnya
b) Arus
c) Area
d) Suhu

Jawaban: (a)

21. Resistor SMD terutama digunakan karena

a) Ukurannya kecil
b) Ukurannya besar
c) Terjangkau
d) Tidak satupun

Jawaban: (a)

22. Manakah dari toleransi berikut yang digunakan untuk resistor karbon

a) 5%
b) 10%
c) 15%
d) 30%

Jawaban: (b)

23. Apa fungsi dari photoresistor atau LDR

a) Mendeteksi cahaya
b) Mendeteksi arus
c) Mendeteksi suhu
d) Mendeteksi kelembaban

Jawaban: (a)

24. Manakah dari resistor berikut yang memiliki stabilitas yang baik

a) Resistor film karbon
b) Resistor variabel
c) Light dependent resistor
d) Resistor karbon

Jawaban: (a)

25. Manakah dari konduktor berikut ini yang paling sering digunakan

a) Tembaga
b) Baja
c) Perunggu
d) Besi

Jawaban: (a)

26. Termistor adalah

a) Resistor
b) Saklar
c) Kapasitor
d) Dioda

Jawaban: (a)

27. Ketika dua resistor 10 ohm dihubungkan secara paralel maka berapa nilai hambatanya

a) 20
b) 5
c) 15
d) 25

Jawaban: (b)

28. Kode warna resistor dapat diukur melalui

a) Gelang berwarna pada resistor
b) Konstruksinya
c) Berdasarkan terminalnya
d) Berdasarkan Berat

Jawaban: (a)

29. Manakah dari resistor berikut ini yang dikenal sebagai resistor termal

a) Thermistor
b) Komposisi karbon
c) LDR
d) Varistor

Jawaban: (a)

30. Hambatan LDR terutama tergantung pada

a) Intensitas cahaya
b) Suhu
c) Konstruksi
d) Lingkungan

Jawaban: (a)

31. Photoresistor juga disebut sebagai

a) Photensiometer
b) Komposisi karbon
c) Varistor
d) LDR

Jawaban: (d)

32. Berapakah nilai toleransi untuk warna Emas dalam resistor

a) ±2%
b) ±5%
c) ±7%
d) ±10%

Jawaban: (b)

33. Manakah dari resistor berikut ini yang merupakan jenis resistor variabel

a) Trimmer
b) LDR
c) Rheostat
d) a & c

Jawaban: (d)

34. Jika resistor resistansi 20 ohm membawa arus 3A maka berapa tegangannya

a) 60V
b) 23V
c) 6.6V
d) 17A

Jawaban: (a)

35. Kode warna resistor 220 kilo ohm yang memiliki toleransi 5 persen adalah

a) Hitam-Hitam-Kuning-Silver
b) Hitam-Hitam-Orange-Silver
c) Merah-Merah-Kuning-Emas
d) Merah-Merah-Orange-Emas

Jawaban: (c)

Kesimpulan

Dari seluruh pembahasan kita, dapat disimpulkan bahwa resistor adalah komponen elektronika dasar yang sangat penting dalam dunia teknik elektronika.

Dengan memahami pengertian resistor dan fungsinya, kita dapat melihat betapa pentingnya komponen ini dalam banyak rangkaian elektronika.

Sebagai siswa SMK Teknik Elektronika, pemahaman ini akan membekali kamu dengan dasar yang kuat untuk praktek di laboratorium dan mengerjakan proyek-proyek di sekolah.

Terima kasih telah membaca penjelasan yang tim Kelasplc.com jabarkan. Semoga bisa memberikan wawasan untuk Kamu semuanya.

Belajar PLC Sekarang!!!

Dapatkan Peluang Karir yang Cemerlang dan Gaji yang Tinggi tanpa Takut Tergantikan Oleh Robotik & AI (Artificial Intelligence).

Share This Post

Faris Hadi Utomo

Faris Hadi Utomo

Hai! Saya Faris. Di Kelasplc.com, Saya mengejar kecintaan saya pada mengajar & berkarya. Saya seorang Electrical & Automation Engineering, Dan jika Kamu benar-benar ingin tahu lebih banyak tentang saya, silakan kunjungi Halaman "About" saya.

Baca Selengkapnya

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Materi lainnya yang dapat sahabat pelajari

Kelebihan-dan-Kekurangan-AC-TCL
Elektronika

6 Kelebihan dan Kekurangan AC TCL, Calon Pembeli Wajib Tahu Tipsnya

Kelebihan dan Kekurangan AC TCL menjadi poin krusial yang perlu dipertimbangkan bagi calon pembeli yang tengah mencari AC yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Membeli mesin pendingin udara merupakan keputusan yang memerlukan pemikiran matang, terutama bagi calon pembeli yang tengah menjajaki opsi AC baru. Dalam proses ini, perlu diingat bahwa keputusan ini tidak hanya melibatkan faktor

Cara-Setting-Remote-AC-TCL
Elektronika

Inilah Cara Setting Remote AC TCL Biar Dingin Tanpa Takut Boros Listrik

Memahami cara setting remote AC TCL dapat menjadi langkah awal yang signifikan untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna Anda. Kita seringkali tergoda untuk langsung menikmati kesejukan tanpa memperhatikan detil pengaturan yang sebenarnya dapat membuat AC bekerja lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan Anda. Sebagai pengguna baru, mungkin Anda merasa antusias dengan berbagai fitur yang ditawarkan oleh AC

Apakah Sahabat masih punya pertanyaan lain?

Scroll to Top