Resistor dalam dunia otomasi industri bukan hanya komponen kecil yang sering diabaikan, tetapi merupakan elemen kunci yang mempengaruhi kinerja berbagai sistem kontrol dan perangkat elektronik.
Di lingkungan industri yang serba otomatis, resistor memainkan peran penting dalam mengatur aliran arus listrik, melindungi sirkuit, dan memastikan operasi yang aman dan efisien.
Namun, seberapa dalam Anda memahami fungsi dan pentingnya komponen ini di aplikasi industri?
Meskipun terlihat sederhana, resistor memiliki pengaruh besar pada keandalan sistem otomasi, mulai dari kontrol mesin hingga sistem monitoring.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang resistor dari sudut pandang otomasi industri, mencakup pengertiannya, fungsinya, jenis-jenis yang sering digunakan, hingga simbol dan cara penerapannya dalam berbagai sistem industri.
Bagi Anda yang bergerak di bidang otomasi, pemahaman yang lebih mendalam tentang resistor dapat membantu meningkatkan efisiensi dan keandalan sistem yang Anda kelola.
Jangan lewatkan informasi penting ini!
Baca Cepat :
TogglePengertian Resistor
![What-is-a-Resistor](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2022/09/What-is-a-Resistor-1024x352.jpg)
Bayangkan ketika Anda sedang menjalankan sebuah mesin otomatis di pabrik, tiba-tiba motor listrik yang seharusnya beroperasi dengan kecepatan stabil justru bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat.
Apa yang mungkin menjadi penyebabnya?
Salah satu jawabannya bisa jadi adalah resistor yang berfungsi untuk mengatur aliran listrik pada sistem tersebut.
Dalam konteks otomasi industri, resistor berperan penting dalam menjaga kestabilan arus dan tegangan di berbagai perangkat seperti sensor, motor, dan sistem kontrol.
Resistor dapat kita ibaratkan seperti katup pada pipa air di lingkungan industri. Katup tersebut mengatur seberapa banyak air yang bisa mengalir, dan resistor mengatur seberapa banyak listrik yang dapat mengalir di dalam rangkaian elektronik.
Bagaimana resistor bekerja?
Jika Anda menginginkan arus listrik yang lebih kecil—mungkin untuk menjaga kecepatan motor tertentu—Anda akan menggunakan resistor dengan nilai hambatan yang lebih besar.
Sebaliknya, jika Anda membutuhkan aliran listrik yang lebih besar, resistor dengan hambatan kecil adalah solusinya. Dalam aplikasi industri, resistansi yang tepat bisa membantu mengontrol suhu mesin, mengatur kecepatan motor, atau bahkan menentukan intensitas sinyal sensor.
Resistor, seperti yang dijelaskan oleh Kelas PLC, adalah komponen yang tidak memiliki polaritas. Artinya, resistor dapat dipasang dalam rangkaian elektronik tanpa memperhatikan arah, dan tetap akan memberikan efek yang sama.
Hal ini sangat penting dalam otomasi, di mana kecepatan dan keandalan pemasangan sangat diperlukan.
Apa sebenarnya resistor itu?
Resistor adalah komponen pasif yang dirancang untuk menghambat aliran listrik dalam rangkaian. Fungsi utamanya adalah untuk membatasi arus listrik, sehingga komponen lainnya dapat berfungsi dengan aman dan optimal.
Pada mesin otomatis, penggunaan resistor yang tepat dapat mencegah kerusakan akibat arus berlebih dan membantu menjaga kestabilan operasi mesin.
Menurut Wikipedia.org, resistor biasanya terdiri dari dua pin, dan resistansi—besarnya hambatan yang ditawarkan oleh resistor—diukur dalam ohm (Ω).
Semakin besar nilai resistansinya, semakin besar pula hambatan yang diberikan terhadap aliran listrik. Pada industri, nilai resistansi ini sangat bervariasi, tergantung pada kebutuhan sistem.
Sebagai contoh, resistor dengan nilai 1.000 ohm ditulis sebagai 1 kΩ, dan resistor dengan nilai 1.000.000 ohm ditulis sebagai 1 MΩ. Ketika ingin mengetahui resistansi sebuah resistor, teknisi dapat menggunakan alat yang disebut ohmmeter, yang biasanya terintegrasi dalam multimeter.
Alat ini menjadi esensial dalam memastikan bahwa resistor yang dipilih sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam aplikasi industri.
Dalam lingkungan industri yang menuntut ketepatan dan keandalan, resistor adalah salah satu komponen sederhana namun sangat vital.
Dengan memahami fungsi dan karakteristik resistor, Anda dapat lebih memahami bagaimana komponen kecil ini memainkan peran besar dalam menjaga stabilitas dan efisiensi sistem otomatisasi yang Anda kelola.
Simbol Resistor
![Simbol-Resistor](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2022/09/Simbol-Resistor.jpg)
Dalam otomasi industri, diagram skematik sering kali menjadi bahasa universal yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana komponen-komponen elektronik saling terhubung dan bekerja.
Salah satu komponen yang hampir selalu muncul di diagram ini adalah resistor, yang biasanya diwakili oleh simbol yang sangat familiar bagi para engineer.
Simbol resistor dalam skema rangkaian listrik biasanya terlihat seperti serangkaian garis bergerigi atau dalam bentuk persegi panjang, tergantung pada standar yang digunakan.
Di industri, pemahaman yang baik tentang simbol ini sangat penting, terutama saat bekerja dengan sistem kontrol otomatis, di mana resistor sering ditempatkan untuk mengatur arus dan tegangan di berbagai titik dalam sistem.
Saat Anda melihat sebuah diagram, simbol resistor akan ditemani dengan nilai resistansi yang diukur dalam ohm (Ω), seperti “220Ω” atau “10kΩ”.
Nilai ini menggambarkan seberapa besar hambatan yang diberikan resistor dalam mengontrol aliran listrik. Dalam lingkungan otomasi, resistansi ini berperan untuk menjaga kinerja berbagai perangkat, misalnya untuk menstabilkan sinyal pada sensor atau membatasi arus pada motor.
Untuk membuat lebih mudah dalam membaca skema rangkaian yang kompleks, resistor biasanya diberi label tambahan seperti R1, R2, R3, dan seterusnya.
Ini membantu kita membedakan setiap resistor dalam sistem, sehingga jika ada permasalahan atau kebutuhan perbaikan, Anda bisa dengan mudah menemukan komponen yang tepat.
Dalam aplikasi industri, hal ini sangat berguna ketika menangani sistem yang memiliki puluhan atau bahkan ratusan resistor di dalamnya.
Perbedaan simbol di berbagai standar juga perlu diperhatikan. Di beberapa negara, khususnya di Eropa, resistor ditampilkan dengan bentuk persegi panjang, berbeda dengan simbol garis bergerigi yang lebih umum di Amerika Serikat.
Meski simbolnya berbeda, fungsi dan peran resistor tetap sama di mana pun Anda berada.
Kemampuan membaca simbol-simbol resistor dengan cepat dan akurat dalam skema sangat penting untuk troubleshooting atau merancang ulang sistem otomasi.
Selain membantu mengurangi waktu yang diperlukan untuk perbaikan, pemahaman yang kuat tentang simbol resistor juga memastikan bahwa setiap komponen berfungsi sesuai dengan spesifikasinya, menjaga agar proses industri tetap berjalan lancar dan efisien.
Jadi, memahami simbol resistor dan cara membacanya dalam skema rangkaian adalah langkah pertama yang penting untuk memastikan semua komponen elektronik dalam sistem otomasi bekerja sesuai peran masing-masing.
Fungsi Resistor
![Fungsi-Resistor](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2022/09/Fungsi-Resistor.jpg)
Resistor digunakan karena berbagai alasan dalam rangkaian elektronik. Berikut adalah fungsi resistor dalam rangkaian elektronika:
Fungsi Resistor sebagai pembatas arus
Fungsi utama resistor di dalam rangkaian listrik adalah untuk membatasi jumlah arus yang mengalir melalui rangkaian dengan cara memasukkan resistansi ke dalam rangkaian.
Sesuai dengan hukum Ohm, jika tegangan dalam rangkaian tetap sama, arus akan berkurang jika Kamu meningkatkan resistansi.
Banyak komponen elektronika yang membutuhkan arus yang harus diatur oleh resistor.
Salah satu yang paling terkenal adalah LED (light-emitting diode) yang merupakan jenis dioda khusus yang memancarkan cahaya ketika arus mengalir melaluinya.
Karena LED tidak memiliki banyak toleransi untuk arus, sehingga terlalu banyak arus akan menyebabkan LED terbakar.
Penting untuk menempatkan resistor secara seri dengan LED agar dapat membatasi arus listrik pada LED.
Kamu dapat menggunakan hukum Ohm untuk menggunakan resistor sebagai pembagi tegangan.
Misalnya, jika Kamu tahu tegangan suplai dan Kamu tahu berapa banyak arus yang Kamu butuhkan, Kamu dapat menggunakan hukum Ohm untuk menentukan resistor yang tepat untuk digunakan untuk rangkaian seperti yang dijelaskan di bagian sebelumnya.
Fungsi Resistor sebagai pembagi tegangan
Fungsi resistor selain untuk membatasi arus, Kamu juga dapat menggunakan resistor untuk mengurangi tegangan ke tingkat yang sesuai untuk bagian tertentu dari rangkaian.
Misalnya, rangkaian yang Kamu buat ditenagai oleh baterai 3 V tetapi sebagian dari rangkaian Kamu membutuhkan 1,5 V.
Kamu dapat menggunakan dua resistor dengan nilai yang sama untuk membagi tegangan ini menjadi dua, menghasilkan 1,5 V.
Fungsi Resistor sebagai penurun tegangan
Dengan menggunakan hukum Ohm, Resistor juga dapat berfungsi sebagai penurun tegangan.
Misalnya, Kamu memiliki power supply utama yang mensupulai tegangan yang jauh lebih tinggi daripada yang mungkin Kamu perlukan untuk bagian tertentu dari suatu rangkaian.
Mungkin rangkaian memerlukan supply baterai 9 volt tetapi IC pada rangkaian hanya membutuhkan 3V.
Dalam kasus tersebut, Kita dapat menggunakan resistor penurun tegangan untuk membagi tegangan atau menurunkan tegangan pada rangkaian.
Fungsi Resistor sebagai fuse
Ada jenis resistor khusus yang digunakan sebagai fuse atau pemutus arus listrik. Jadi, resistor tersebut akan hancur ketika melewati batas ratingnnya sehingga dapat memutus rangkaian.
Jenis Resistor
![Jenis-Resistor-Dan-Simbolnya](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2022/09/Jenis-Resistor-Dan-Simbolnya.jpg)
Dilihat dari fungsinya, resistor terbagi menjadi dua yaitu :
- Resistor tetap
- Resistor variable
Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Resistor tetap merupakan resistor yang mempunyai nilai hambatan tetap. Resistor tetap biasanya terbuat dari bahan karbon, kawat atau panduan logam.
Pada fixed resistor resistansi ditentukan dengan kode warna, Resistor yang termasuk resistor jenis ini adalah :
1. Resistor Kawat
![Resistor Kawat](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2020/03/Resistor-kawat.jpg)
Pengertian resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar.
Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi.
Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen.
Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt.
2. Resistor Batang Karbon (Arang)
![Resistor-Batang-Karbon](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2020/03/Resistor-Batang-Karbon-Arang.jpg)
Pada awalnya, resistor karbon ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna.
Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika.
3. Resistor Keramik
![Resistor-Keramik](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2020/03/Resistor-Keramik.jpg)
Resistor ini terbuat dari keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini, karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi.
Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
4. Resistor Film Karbon
![Resistor-Film-Karbon](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2020/03/Resistor-Film-Karbon.jpg)
Resistor film karbon ini dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna.
Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi.
Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
5. Resistor Metal Film
![Resistor-Film-Metal](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2020/03/Resistor-Film-Metal.jpg)
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur.
Resistor metal film ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%.
Resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna.
Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur.
Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
Resistor Variabel (Variable Resistor)
Resistor variabel (variable resistor atau varistor) adalah resistor yang nilai tahanannya dapat berubah atau dapat diubah. Ada bermacam-macam resistor variabel antara lain :
6. Potensiometer
![Potensiometer](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2020/03/Potensiometer.jpg)
Potensiometer adalah resistor tiga terminal yang nilai tahanannya dapat diubah dengan cara menggeser (untuk potensio jenis geser) atau memutar (untuk potensio jenis putar) tuasnya.
7. Trimpot
![Trimpot](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2020/03/Trimpot-274x300.jpg)
Trimpot adalah potensiometer yang cara mengubah nilai tahanannya dengan cara mentrim dengan menggunakan obeng trim.
8. PTC (Positif Temperature Control)
![PTC (Positif Temperature Control)](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2020/03/PTC-Positif-Temperature-Control-300x249.jpg)
Pengertian resistor PTC termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh suhu. Nilai hambatan PTC saat dingin adalah sangat rendah, tetapi saat suhu PTC naik maka nilai hambatannya juga ikut naik.
9. NTC (Negative Temperature Control)
![NTC](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2020/03/NTC-Negative-Temperature-Control-285x300.jpg)
Pengertian resistor NTC juga termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh suhu, tetapi NTC kebalikan dari PTC, dimana nilai tahanan NTC saat dingin sangat tinggi, tetapi saat suhu NTC semakin naik, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil bahkan nol.
10. LDR (Light Depending Resistor)
![LDR (Light Depending Resistor)](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2020/03/LDR-300x190.jpg)
LDR adalah merupakan resistor peka cahaya atau biasa disebut dengan fotoresistor, dimana nilai resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang mengenainya.
11. VDR (Voltage Dependent Resistor) atau Varistor
![VDR (Voltage Dependent Resistor)](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2020/03/VDR-Voltage-Dependent-Resistor-300x282.jpg)
Pengertian resistor VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor tidak tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari tegangan yang diterimanya.
Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterima, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil, sehingga arus yang melaluinya akan semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR akan sangat cocok digunakan sebagai stabilizer bagi.
Rumus Resistor
![Rumus-Resistor](https://www.kelasplc.com/wp-content/uploads/2022/09/Rumus-Resistor.jpg)
Berdasarkan hukum Ohm, untuk resistansi tertentu, arus berbanding lurus dengan tegangan.
Dengan kata lain, jika Kamu meningkatkan tegangan melalui rangkaian yang resistansinya tetap, arus akan naik. Jika Kamu menurunkan tegangan, arus turun.
Hukum Ohm mengungkapkan hubungan ini sebagai rumus matematika sederhana seperti dibawah rumus dibawah ini:
V = I.R
Pada rumus diatas, V adalah singkatan dari tegangan (dalam volt), I adalah arus (dalam ampere), dan R adalah resistansi (dalam ohm).
Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa V singkatan dari tegangan pada rumus resistor diatas, tetapi dalam persamaan lain tegangan kadang-kadang diwakili oleh huruf E.
Meskipun para ilmuwan terkadang memperdebatkan apakah V atau E harus digunakan dalam berbagai keadaan, sebagian besar V dan E dapat dipertukarkan ketika mengacu pada tegangan.)
Berikut adalah contoh cara menghitung tegangan pada rangkaian dengan lampu yang ditenagai oleh dua baterai AA.
Misalkan Kamu sudah mengetahui bahwa hambatan lampu adalah 12Ω , dan arus yang mengalir melalui lampu adalah 250 mA, yang sama dengan 0,25 A. Kemudian, Kamu dapat menghitung tegangan sebagai berikut:
Hukum Ohm sangat berguna karena memungkinkan Kamu menghitung tegangan, arus, atau hambatan yang tidak diketahui. Singkatnya, jika Kamu mengetahui dua dari tiga besaran ini, Kamu dapat menghitung yang ketiga.
Jika Kamu mengingat tentang pelajaran aljabar disekolah dulu, Maka Kamu dapat mengatur ulang istilah dalam rumus sederhana seperti hukum Ohm untuk membuat rumus setara lainnya.
Dibawah ini adalah rumus untuk menghitung tegangan, arus dan hambatan dengan menggunakan hukum Ohm.
Jika Kamu tidak mengetahui tegangannya, Kamu dapat menghitungnya dengan mengalikan arus dengan hambatan.
V = I.R
Jika Kamu tidak mengetahui arus, Kamu dapat menghitungnya dengan membagi tegangan dengan resistansi.
I = V/R
Jika Kamu tidak mengetahui hambatannya, Kamu dapat menghitungnya dengan membagi tegangan dengan arus.
R= V/I
Untuk meyakinkan diri Kamu bahwa rumus ini bekerja, lihat kembali contoh rangkaian dengan lampu diatas yang memiliki hambatan 12 Ohm yang dihubungkan ke dua baterai AA dengan tegangan total 3 V.
Kemudian Kamu dapat menghitung arus yang mengalir melalui lampu sebagai berikut:
Hal terpenting yang harus diingat tentang hukum Ohm adalah Kamu harus selalu melakukan perhitungan dalam bentuk volt, ampere, dan ohm.
Misalnya, jika Kamu mengukur arus dalam miliampere (yang biasanya Kamu lakukan pada rangkaian elektronika), Kamu harus mengubah miliampere menjadi ampere dengan membaginya dengan 1.000. Misalnya, 250 mA adalah 0,25 A.
Berikut adalah poin penting yang harus Kamu ingat tentang hukum Ohm:
- Ingat seperti yang dikatakan diatas bahwa definisi satu ohm adalah jumlah hambatan yang memungkinkan satu ampere arus mengalir ketika satu volt potensial diterapkan padanya? Definisi ini didasarkan pada hukum Ohm. Jika V adalah 1 dan I adalah 1, maka R juga harus 1.
- Jika Kamu bertanya-tanya mengapa simbol untuk tegangan dan resistansi adalah V dan R, yang masuk akal, tetapi simbol untuk arus adalah I, yang tidak masuk akal, itu ada hubungannya dengan sejarah. Satuan ukuran untuk arus — ampere — dinamai dari André-Marie Ampre, seorang fisikawan Prancis yang merupakan salah satu pelopor ilmu kelistrikan awal. Kata Prancis yang dia gunakan untuk menggambarkan kekuatan arus listrik adalah intensité – dalam bahasa Inggris, intensitas. Jadi, ampere adalah ukuran intensitas arus. Oleh karena itu huruf I
- Untuk kepentingan kerjasama internasional, istilah volt diambil dari ilmuwan Italia Alessandro Volta, yang menemukan baterai listrik pertama pada tahun 1800. (Sebenarnya, nama lengkapnya adalah Count Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Volta).
Setelah Kita memahami pengertian resistor dan jenisnnya berikut dengan rumus yang didasarkan dengan hukum Ohm. Mari Kita perdalam pemahan mengenai resistor dengan contoh soal resistor yang Kami berikan dibawah ini.
Contoh Soal Resistor Dan Jawabannya
Agar pemahaman kamu mengenai resistor semakin mendalam dan terlatih dalam menerapkan konsep-konsep yang telah kita bahas, berikut beberapa contoh soal beserta jawabannya:
1. Manakah dari pernyataan berikut yang menjelaskan Hukum Ohm
a) V = I/R
b) R = VI
c) V = I*R
d) I = V/R
Jawaban: (c)
2. Satuan tegangan adalah
a) Watt
b) Coulomb
c) Ampere
d) Volt
Jawaban: (d)
3. Satuan arus adalah
a) Ampere
b) Volt
c) Coulomb
d) Watt
Jawaban: (a)
4. Satuan daya adalah
a) Ampere
b) Volt
c) Coulomb
d) Watt
Jawaban: (d)
5. Satuan hambatan adalah
a) Watt
b) Ohm
c) Ampere
d) Volt
Jawaban: (b)
6. Banyak resistor dalam suatu rangkaian, hambatannya adalah
a) Hambatanya rendah
b) Hambatannya tinggi
c) Hambatannya sama
d) Hambtannya bisa berubah
Jawaban: (b)
7. Jenis resistor yang nilainya sudah ditentukan disebut sebagai
a) Resistor variabel
b) Termistor
c) Resistor tetap
d) Fixator
Jawaban: (c)
8. Berapakah nilai toleransi gelang resistor berwarna silver
a) ± 5%
b) ± 10%
c) +5%
d) + 10%
Jawaban: (d)
9. Manakah dari komponen berikut yang dapat dirancang untuk menghambat aliran arus disebut sebagai
a) Isolator
b) Resistor
c) Konduktor
d) Heat exchanger
Jawaban: (b)
10. Toleransi Resistor dapat dicetak di atas komponen, jika tidak, dapat disediakan oleh
a) Wadah yang dikunci
b) Kode warna
c) Ukuran
d) Pembacaan ohmmeter
Jawaban: (b)
11. Manakah dari alat ukur berikut yang digunakan untuk menghitung hambatan
a) Voltmeter
b) Ammeter
c) Ohmmeter
d) Wattmeter
Jawaban: (c)
12. Bagaimana disipasi daya dapat dilakukan dalam sebuah resistor
a) Dengan hambatan
b) Dengan panas
c) Dengan arus
d) Dengan tegangan
Jawaban: (b)
13. Jika lebih banyak resistor dihubungkan dalam suatu rangkaian maka berapakah hambatannya
a) Lebih sedikit
b) Bervariasi
c) Konstan
d) Tinggi
Jawaban: (d)
14. Manakah dari berikut ini yang merupakan karakteristik resistor
a) Arus dan daya
b) Arus dan tegangan
c) Hambatan dan arus
d) Hambatan dan daya
Jawaban: (d)
15. Nilai maksimum yang tersedia dari sebuah resistor adalah
a) Kilo Ohm
b) Mega Ohm
c) Gega Ohm
d) Tera Ohm
Jawaban: (b)
16. Manakah dari tipe resistor berikut ini yang paling sering digunakan
a) Resistor film
b) Resistor Gulungan kawat
c) Resistor karbon
d) Fusible
Jawaban: (c)
17. Resistor tipe wirewound bekerja pada frekuensi tinggi seperti
a) Dioda
b) Kapasitor
c) Transistor
d) Induktor
Jawaban: (b)
18. Manakah dari persamaan berikut yang benar untuk resistor yang dirangkai secara paralel
a) R= R1xR2XR3X…XRn
b) R= R1+R2+R3+…+Rn
c) 1/R= 1/R1+1/R2+1/R3+…+1/Rn
d) 1/R= R1+R2+R3+…+Rn
Jawaban: (c)
19. Manakah dari faktor berikut ini yang digunakan untuk menentukan resistansi suatu bahan
a) Resistensi
b) Induktansi
c) Suhu
d) Jenis supply listrik
Jawaban: (c)
20. Hambatan konduktor sebanding dengan
a) Panjangnya
b) Arus
c) Area
d) Suhu
Jawaban: (a)
21. Resistor SMD terutama digunakan karena
a) Ukurannya kecil
b) Ukurannya besar
c) Terjangkau
d) Tidak satupun
Jawaban: (a)
22. Manakah dari toleransi berikut yang digunakan untuk resistor karbon
a) 5%
b) 10%
c) 15%
d) 30%
Jawaban: (b)
23. Apa fungsi dari photoresistor atau LDR
a) Mendeteksi cahaya
b) Mendeteksi arus
c) Mendeteksi suhu
d) Mendeteksi kelembaban
Jawaban: (a)
24. Manakah dari resistor berikut yang memiliki stabilitas yang baik
a) Resistor film karbon
b) Resistor variabel
c) Light dependent resistor
d) Resistor karbon
Jawaban: (a)
25. Manakah dari konduktor berikut ini yang paling sering digunakan
a) Tembaga
b) Baja
c) Perunggu
d) Besi
Jawaban: (a)
26. Termistor adalah
a) Resistor
b) Saklar
c) Kapasitor
d) Dioda
Jawaban: (a)
27. Ketika dua resistor 10 ohm dihubungkan secara paralel maka berapa nilai hambatanya
a) 20
b) 5
c) 15
d) 25
Jawaban: (b)
28. Kode warna resistor dapat diukur melalui
a) Gelang berwarna pada resistor
b) Konstruksinya
c) Berdasarkan terminalnya
d) Berdasarkan Berat
Jawaban: (a)
29. Manakah dari resistor berikut ini yang dikenal sebagai resistor termal
a) Thermistor
b) Komposisi karbon
c) LDR
d) Varistor
Jawaban: (a)
30. Hambatan LDR terutama tergantung pada
a) Intensitas cahaya
b) Suhu
c) Konstruksi
d) Lingkungan
Jawaban: (a)
31. Photoresistor juga disebut sebagai
a) Photensiometer
b) Komposisi karbon
c) Varistor
d) LDR
Jawaban: (d)
32. Berapakah nilai toleransi untuk warna Emas dalam resistor
a) ±2%
b) ±5%
c) ±7%
d) ±10%
Jawaban: (b)
33. Manakah dari resistor berikut ini yang merupakan jenis resistor variabel
a) Trimmer
b) LDR
c) Rheostat
d) a & c
Jawaban: (d)
34. Jika resistor resistansi 20 ohm membawa arus 3A maka berapa tegangannya
a) 60V
b) 23V
c) 6.6V
d) 17A
Jawaban: (a)
35. Kode warna resistor 220 kilo ohm yang memiliki toleransi 5 persen adalah
a) Hitam-Hitam-Kuning-Silver
b) Hitam-Hitam-Orange-Silver
c) Merah-Merah-Kuning-Emas
d) Merah-Merah-Orange-Emas
Jawaban: (c)
Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan kita, dapat disimpulkan bahwa resistor adalah komponen elektronika dasar yang sangat penting dalam dunia teknik elektronika.
Dengan memahami pengertian resistor dan fungsinya, kita dapat melihat betapa pentingnya komponen ini dalam banyak rangkaian elektronika.
Sebagai siswa SMK Teknik Elektronika, pemahaman ini akan membekali kamu dengan dasar yang kuat untuk praktek di laboratorium dan mengerjakan proyek-proyek di sekolah.
Terima kasih telah membaca penjelasan yang tim Kelasplc.com jabarkan. Semoga bisa memberikan wawasan untuk Kamu semuanya.