Anjuran dan Larangan yang umum dari pemasangan kabel PLC dibahas di bawah ini.
- Pertama-tama Anda memerlukan wiring diagram dari pabrikan PLC.
- Setiap PLC mungkin memiliki wiring diagram atau diagram pengkabelan yang berbeda.
- Jadi, berhati-hatilah dengan kabel power serta kabel I / O.
- Cari tahu apakah PLC menggunakan tegangan AC atau tegangan DC.
- Jika diberi daya oleh 220 VAC, sambungkan kabel hitam ke terminal L1 dan biru ke terminal L2. L1 adalah terminal untuk 220 VAC dan terminal L2 untuk netral. Untuk warna kabel sesuaikan dengan aturan yang berlaku.
- Pastikan terminal arde (GND) dihubungkan ke arde chassis (PE). Dan, pastikan arde chassis terhubung ke batang arde asli yang terletak di pabrik atau plant. Gunakan setidaknya kabel 16-gauge untuk menyelesaikan tugas itu.
- Sekarang sampai pada kabel I / O. Tinjau literatur pabrikan untuk pemasangan kabel yang sebenarnya. Ini akan menunjukkan kepada Anda wiring diagram. Jika ragu, tanyakan dengan yang berhubungan.
- Baca spesifikasi untuk sourcing dan sinking input dan output.
- Umumnya, unit input (atau poin) adalah tipe sinking (PNP). Dalam hal ini, terminal “common” pada input dihubungkan dengan kabel Hot atau suplai hidup. Jika inputnya adalah input DC, kabel positif 24 volt disambungkan ke terminal common. Jika input adalah input AC, kabel Hot atau live dari 120 volt (atau 230 volt) AC disambungkan ke terminal common.
- Kemudian kabel dari input diskrit seperti sakelar dan push button disambungkan ke terminal input aktual yang ditandai atau diberi label sebagai I0, I1, atau I: 0/0, dll.
- Demikian pula Anda perlu membaca spesifikasi untuk output.
- Outputnya bisa sinking atau sourcing. Jika output sourcing, kabel “hot” (DC 24 volt atau kabel “high” 120 volt) perlu disambungkan ke terminal common pada unit output.
- Setiap unit input dan output PLC harus dihubungkan dengan kabel sesuai dengan spesifikasi pabrikan.
- Berikan sekring untuk perangkat seperti solenoida atau perangkat yang dapat menyebabkan arus pendek di dalamnya untuk melindungi unit output.
- Relai dan solenoida lebih besar menghasilkan EMF BACK induktif saat kita mematikannya, dan itu dapat merusak output point. Karenanya, berikan penekan lonjakan untuk perangkat seperti solenoida, relai pada output point AC. Sediakan dioda melintasi solenoida dan relai pada output point DC.
- Jaga jarak kabel AC dan DC untuk mengurangi noise coupling antara daya dan input. Gunakan kabel berpelindung twisted pair untuk input analog.
- Hindari menggunakan perangkat 230 volt untuk input. Gunakan transformator untuk menurunkannya ke level 120 volt. Saya lebih suka input 24 volt dan output 24 volt.
- Pastikan kabel Anda rapi dan jelas untuk troubleshoot. Setiap kabel harus diberi label atau ditandai secara permanen menggunakan label. Hindari label tulisan tangan.
Sekian artikel mengenai anjuran dan larangan dalam penggunaan PLC. Jika kurang lengkap Sahabat dapat menambahkan dengan mengisinya pada kolom komentar.
Terimakasih
